Sosial Budaya

Embob Jengea 2024: Puncak Acara Budaya Lomplai di Desa Nehas Liah Bing

300
×

Embob Jengea 2024: Puncak Acara Budaya Lomplai di Desa Nehas Liah Bing

Sebarkan artikel ini

CERITASANGATTAKU.COM, Muara Wahau – Puncak acara kebudayaan lom plai (Embob Jengea) tahun 2024, Dihelat dilapangan volly Desa Nehas liah bing Kecamatan Muara Wahau Kutai Timur Sabtu, 20/04/2024

Kedatangan Pejabat Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur Pj. Gubernur Akmal Malik, beserta Bupati Kutai Timur Ardiansyah Sulaiman dan Wakil Bupati Kutai Timur Kasmidi Bulang, Staf ahli bidang pengembangan usaha kementerian parawisata dan ekonomi kreatif Republik Indonesia(RI) Masruroh, S.Sos., MAB, Ketua DPRD Kutai Timur Joni, Ketua II DPRD Arpan dan anggota DPRD Kutim lainnya, Forum koordinasi perangkat daerah (Forkopimda), Kepala dinas parawisata dan kepala perangkat daerah provinsi Kalimantan Timur, Asisten Bupati Pemkab Kutim, Staf Ahli Bupati Pemkab Kutim, Kepala dinas parawisata kebudayaan pemuda dan olahraga se – Kaltim, Beberapa jajaran organisasi perangkat daerah (OPD) Kutai Timur, dan tampak hadir pula Ketua PKK Kutai Timur Hj. Siti Robiah istri bapak Bupati Kutai Timur, serta Sekretaris Dinas parawisata Hj. Tira Satriani istri bapak wakil Bupati Kutai Timur, Mitra parawisata Kutim, Camat Kecamatan se – Kutai Timur, Kepala Desa dan kepala Adat 6 desa di Wehea, Tokoh masyarakat dan karang taruna 6 Desa Wehea, Seluruh sponsor dan perwakilan Stakeholder diKutim, serta beberapa media di Kutim, media Indonesia dan lainnya, Masyarakat dan pengunjung lainnya yang hadir di pesta adat dan budaya Lom Plai.

Pejabat pemerintah disambut oleh masyarakat Desa Nehas liah bing, serta anak anak sekolah yang melakukan kirab budaya sebagai bentuk sambutan dan ucapan selamat datang di Desa Nehas liah bing (Seguang lom seguang dea in tla tay buang)dalam bahasa Wehea.

Prosesi penyambutan dilakukan secara adat oleh Kepala Adat Desa Nehas liah bing bapak Ledjie Taq. Prosesi ritual pada umum nya dilaksanakan untuk menyambut tamu dari luar,. Penyambutan ini juga merupakan tanda bahwa tamu undangan sudah diterima di Desa Nehas liah bing, Prosesi ritual ini dinamakan Nekeang artinya “Berdoa dan meminta izin kepada para leluhur supaya para tamu yang datang mengunjungi Desa Nehas liah bing diterima dan dihindari dari segala mara bahaya dan sakit penyakit”

Setelah penyambutan, Seluruh peserta undangan dan masyarakat menuju ke tengah kampung, dibawah pondok darurat ( Jengea ) yang secara khusus disiapkan untuk seluruh masyarakat bisa menyaksikan pertunjukan disungai.

Alur kegiatan lom plai di mulai pada tanggal 15 maret yang dinamakan dalam bahasa wehea Ngesea Egung artinya: Menandakan adat Lom Plai telah dimulai.
16 Maret 2024 Mengambil Pesyai atau mengambil buah petete (Laq Pesyai)
17 Maret 2024 Membuat pesyai dihulu kampung (Pesyai duq min)
18 Maret 2024 Membuat Pesyai dihilir kampung (Pesyai wet min)
19 Maret 2024 Tidak boleh melaksankan aktivitas yang berkaitan dengan adat istiadat (Naq Heyang)
22 Maret 2024 Kegiatan hanya dilaksanakan oleh perempuan raja (ngelwung pan)
23 Maret 2024 Memberi makan sesaji kepada dewa dan dewi padi serta memberi semangat (roh) padi yang dilakukan setiap rumah(Naq unding)
28 Maret 2024 Menghalau pantangan membuang sial (Ndie Emnam)
19 April 2024 Membuat pondok dipinggir sungai(Naq jengea)
20 April 2024 Puncak acara lom Plai (Embob Jengea)
Dan sampai tanggal 23-24 April 2024 Membuang kejahatan yang ada didalam kampung dan mendoakan hal yang baik dengan acara mengelilingi Kampung(Ngeldung). Melantunkan syahir doa oleh masyarakat dengan mengelilingi Kampung mulai dari anak kecil, remaja sampai orang tua. Acara dilakukan oleh masyarat se tempat.
Penyaksian acara Embos min, selama itupun acara berlangsung bersamaan., Para undangan dan Masyarakat yang ada ditepi sungai disajikan beberapa interaksi diantaranya lomba dayung perahu (Plaq saey) yang di ikuti 6 desa Wehea dan dilanjut dengan tarian diatas rakit yang merupakan exspresi budaya yang disuguhkan oleh anak anak muda generasi penerus Wehea yang dituwangkan dalam bentuk musik dan tari tarian. Pemusik dan penari berasal dari sanggar tari Kelang Tegai yang ada di desa Nehas liah bing., Rakit dihias dengan janur dan pungsut. Pungsut adalah kayu di raut dan diwarnai sebagai ciri khas Wehea dalam hal mendekorasi.

Selain tarian diatas rakit, pertunjukan disungai yang ditunggu tunggu adalah Seq sieng artinya; tarian perang perangan pada zaman dahulu. Yang dilakukan diatas air dengan tombak atau sumput gaya yang bagian ujungnya telah ditumpulkan.

Permainan dilakukan sambil menunggu Embos min selesai para peserta memakai beberapa perahu menuju kehulu sungai, dan akan sambil menombak sampai hilir kampung.
Dalam permainan seq siang ada yang bertindak memakai sumpit, dengan anak sumpit dari tanah liat atau sarang kelulut.

Setelah pertunjukkan disungai dan ritual Embos min para tamu menuju ke Aweang puen atau rumah kepala adat besar yang dihilir kampung menyaksikan ritual adat ‘Mengsaq pang tung eleang yang merupakan penanda bahwa masyarakat sudah boleh naik ke kampung dari Jengea.

Proses ritual mengsaq tung eleang yaitu seorang Ketua adat disiram oleh seorang gadis. Setelah itu dilanjut dengan pengsaq dan paknai artinya; siram siram(pengsaq)dan pemberian arang ke wajah(paknai).

Saksikankan bersama puncak acara Embob Jengea karisma event nusantara pesta adat dan budaya Lom Plai.

Persembahan tarian kolosal dengan judul “Long dean long, serta disusul tarian hudok, dan tarian anak dan remaja Wehea., dilanjuti dengan acara ” Prosesi Ritual adat Wehea, dengan narasi ritual :
“Kami memberikan sebuah pisau raut,
” Kami memberikan sesaji telur ayam jantan
“Kami memberikan sesaji ayam jantan merah
” Kami memberikan sesaji anak babi laki, kamu padi berkembanglah baik dan bertambah banyak diatas tanah disetiap keluarga, bertambah banyak dan berkembangbiaklah.

Pemerintah Kabupaten Kutai Timur dan dengan melalui dinas parawisata Kutai Timur bekerjasama dengan lembaga adat Wehea untuk mensukseskan rangkaian puncak acara Embob Jengea pesta adat Lom Plai tahun 2024., dan acara didukung pula oleh keterlibatan sponsor dari seluruh sponsor seperti Kementerian parawisata dan ekonomi kreatif RI yang menjadi agenda nasional, dan sponsor lainnya dari beberapa Stakeholder di Kutai Timur.

(CS)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *